Sisi Gelap
Ingkar janji diulang-ulang, sekali saja ingkar janji sulit untuk percaya lagi, apa lagi diulang-ulang.
Ketika sudah tidak dipercaya malah sok ngatur, sok tahu, sok bijak, sok suci, sok janji lagi, semakin saja menjijikan
Kalo ingin berusaha mengembalikan kepercayaan dan untuk memenuhi rasa adil maka salah satu caranya sebaiknya bebaskan.
Kehidupan pribadi dan privasi tidak untuk dipublikasi apalagi menjadi target toksik
Dan sudah menjadi ciri khas apabila kalah argumen tentang ilmu maka biasanya sasarannya kepada kehidupan pribadi atau privasi, yang tidak berhubungan dengan materi, dan bukan lagi tentang benar salah tetapi tentang siapa yang berkuasa.
Pecundang menguasai dunia dengan cara sandera perempuan dan tipu sibuta
Cuma cari alasan saja supaya bisa menghindar dari tanggung jawab moral
Di mesin pencari google ketik "cara ngalempengkeun toge" hasilnya tidak ditemukan kata yang cocok
Kalo ori dan bajakan dinilai sama saja, yang membedakannya adalah hak cipta, apalagi kalo hak ciptanya dilindungi oleh Sang Maha Pencipta
Seperti biasa di jalan banyak yang nawarin parabot
Agama dan Tuhan itu dua hal yang berbeda, beragama belum tentu berTuhan
Bersama orang berdosa atau bersama orang kejam
Sepertinya bijak padahal membiarkan bahkan membantu melindungi membela penjahat #11-12
Berpikir positif atau membiarkan penjahat
Bercanda atau bullying
Pemaaf atau pengecut
Mulut manis atau mulut bau
Merendah atau menghina
Takut atau sombong ngancam
Anak durhaka atau mengorbankan anak
Mengatur atau culik menyandera
Sekarang mengorbankan orang lain, besok lusa anaknya sendiri yang dikorbankan. #fiksimini
Ada yang sama, ada yang bersama. #beda
Adanya ataupun tidak adanya sama saja, sudah tidak penting lagi
Ajaran agama bisa ditiru tapi tidak bisa diduplikat karena ada Tuhannya yang tidak bisa diduplikat #musyrik
Pilih yang Allah rido
Taat ibadah bukan jaminan orangnya bisa dipercaya
Udah jelas jalannya lewat pintu, malah pintunya dibolongan, nu lain-lain wae
Kalo pintunya sudah rusak dijebol artinya sudah tidak aman lagi, maling, rampok, culik, jurig, uka2, bisa masuk.
Dan pintunya tentu saja harus diperbaiki lagi tentunya, menambah pekerjaan lagi.
Kabayang nu hiji ka kulon, nu hiji deui ka wetan, tetap setengah
Udah diputar kuncinya ke kanan tapi malah diputar lagi ke kiri jadi tetap terkunci
Ngomel saja pada yang ganggu, tidak perlu ngomel ke tiang listrik
Melawan itu tidak cuman berhadapan dengan lawan tapi menunjukkan kepada orang lain yang mungkin ada yang mau berubah, tidak tau, tidak faham, atau tidak tau cara.
Udah salah, ngancam pula
Hadapi saja, tidak perlu beralasan, memutar kata dengan menyerang urusan pribadi orang lain
Ada kalanya yang berhati-hati dalam berilmu tapi menjadi yang tak berhati disaat bersosial.
Udah diurai malah dibikin kusut lagi #cirikhas
Orang yang baik itu banyak, yang sedikit itu orang yang tidak satu barisan dengan orang jahat.
Walaupun tidak ada jaminan selamat menghadapi orang-orang munafik.
Tukang pitnah mah biasa tampak seperti benar, tapi tak apalah, yang jelas, sireum oge mun ditincak-tincak teuing mah modar, ngan samemeh modar meureupan heula, cukup Alloh yang jadi penolong.
Yang penting Alloh rido, karena kalau tidak mendapatkan rido Alloh jangan bicara tentang halal.
Karena di atas tukang parkir itu ada Alloh yang maha mengatur, betul tidak?
Menjadikan masa lalu sebagai peringatan, terutama untuk yang belum mengetahui apalagi yang memang sengaja disembunyikan, supaya lebih berhati-hati dan tidak mengulangi jahat dan licik orang-orang dimasa lalu.
Betul Alloh maha pengampun kecuali musyrik, membuat Alloh tandingan, tidak akan diampuni.
Jadi ingat obrolan di aplikasi sebelah, “Tuhan itu ada dua, yang pertama Tuhan yang menciptakan kita semua, dan yang kedua Tuhan yang diciptakan kita semua :)
Bersikap bodo amat kemudian diam tidak peduli sekitar, tanggung jawab moralpun diabaikan. Padahal di luar sana masih banyak orang yang membutuhkan. Banyak kata memang untuk berada di zona nyaman.
Selama neneng jebred masih suka nongkrong di pengkolan dan tidak mau pulang, selama itu pula gajah di pelupuk mata tidak akan terlihat.
Walaupun cermin dibelah, tidak akan merubah bubur menjadi nasi kembali.
Tamat dibolak-balikpun tetap tamat.
Ayam dulu atau telor dulu? Beribadah dulu atau beriman dulu?
Tidak ada jaminan, orang yang pernah berkhianat tidak akan mengulangi berkhianat kembali.
Tidak ada jaminan, orang yang belum berkhianat tidak akan berkhianat nantinya.
Yang parah, orang yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang berkhianat dan sejalan bersama dengan penghianat.
Jadi yang jahat itu biasanya ada dua, pertama pelakunya, kedua yang membelanya dan malah menyalahkan korban sebagai kesalahan sendiri.
Perhatikan apa yang dikatakannya, bukan perhatikan siapa orangnya.
Tidak masalah ketika mengutip sebagian kalimat, selama tidak merubah makna, yang jadi masalah itu ketika mengutip sebagian kalimat tetapi malah merubah makna.
Ketika banyak pernyataan di luar sana yang tidak sesuai dengan apa yang kita pikirkan, tapi kita tidak bisa menjawabnya dan tidak punya pendapat dan selalu menjadi tanda tanya, apalagi selalu berulang dan berulang lagi.
Tapi kemudian semuanya menjadi tidak penting lagi karena ternyata semuanya sudah terjawab, sudah selesai, sudah tamat.
Hanya untuk membodohi dan menghasut orang yang tidak tahu saja.
Senda gurau atau bercanda, inilah ungkapan yang selalu menjadi pembenaran tentang apa yang mereka lakukan, kata senda gurau yang awalnya orang mengartikan cenderung bermakna positif, bercanda, menghibur, dan membuat orang senang malah menjadi bermakna negatif, olok-olok, perundungan atau bullying.
Apalagi kalau ada yang beranggapan kalau menghina, mencaci-maki, memfitnah, maling teriak maling, itu sebagai senda gurau.
Ada juga di orang sunda itu istilah “pundung” yang artinya pergi karena sakit hati, orangnya malah disebut pundungan yang artinya orang yang dianggap lemah karena pergi, kalau sekarang ada istilah baper (bawa perasaan) “gitu aja baper”.
Diperparah lagi dengan pembiaran oleh orang-orang lingkungan sekitarnya.
Kutipan ayat yang harus lebih berhati-hati dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, jangan sampai berubah makna, “Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda-gurau”.
“Perilaku yang menyakiti, melukai baik fisik dengan pukulan, tendangan, tamparan, maupun perasaan emosional dengan menghina, mengejek, mengeluarkan kata-kata kotor itu bukan bercanda, itu bullying,” tegasnya. sumber : health.detik.com
Hadist Muslim 4678. “Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?” Para sahabat menjawab; ‘Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.’ Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang padahari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.’
Seharusnya yang disampaikan itu tentang orang yang bangkrut bukan tentang senda gurau.
Netral adalah sebuah kata yang sering kali diucapkan sebagai kata yang seolah-olah menjadi pembenaran diri dan seolah tidak menjadi bagian dari masalah itu sendiri, padahal dia sebenarnya bagian dari masalah itu karena membiarkan masalah itu tetap ada.
Kata sejenis yang biasanya kita dengar “saya tidak berpihak kepada siapapun”, padahal dia sedang membiarkan ketidakadilan.
Ketika di sekitarnya ada yang membutuhkan perlindungan malah dijawab lebih baik beribadah saja yang benar istiqomah taat ibadah, tong saruana (jangan seperti dia).
Seperti benar padahal masalahnya tetap, pertama membiarkan masalah tetap ada dan yang kedua menilai orang lain tidak taat ibadah seolah dirinya yang paling sempurna.
Ketika ada yang kemalingan, ikhlaskan saja, kali aja nanti ada gantinya, malah di nilai kurang sedekah, seolah malingnya tidak bersalah.
Jadi seolah dikeroyok, yang satu mukulin dan yang satu lagi megangin.
Kezaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat. Tapi karena diamnya orang-orang baik. ~ Ali bin Abi Thalib ~
. ….“Pegang tangannya (agar tidak berbuat zhalim) ”. Hadits Bukhari 2264
Jangankan dalam sebuah komunitas yang jumlah angotanya banyak, bahkan dalam kumpulan ronda malam yang hanya ada beberapa orang, ada saja yang suka menjadi tukang kompor atau tukang hasutnya.
Yang sedang diam di pinggir jalan tiba-tiba dipukul ronda… hmm itu tiang listrik :), seperti itu.
Kalau orang yang sudah terbiasa berhadapan dengan orang yang seperti ini dan tahu situasi dan kondisi sekitar mungkin tidak terlalu khawatir menghadapi orang semacam ini, tapi bagaimana kalau orang yang kurang paham situasi dan kondisi, hasutan yang tampak seperti benar seolah dialah manusia yang paling sempurna dan dialah yang menentukan benar dan salah.
Membedakan mana yang kritis dan mana yang debat kusir, mana yang urusan personal atau urusan pribadi dan mana yang bukan urusan pribadi, mana orang yang julid dan mana yang tidak julid, mana yang mengganggu orang lain dan mana yang tidak menggaggu orang lain.
Tidak menjadi masalah ketika orang yang kritis saling mengkritik atau berdiskusi dengan ilmu yang dikuasainya, yang akan menjadi masalah ketika orang yang kritis dibalas dengan menyerang pribadinya apalagi fisiknya, atau bahkan memfitnahnya dan mengancamnya.
Ada etika atau aturan tidak tertulis dikehidupan sosial sekitar kita yang biasa kita pegang yang cenderung mengedepankan empati atau lebih menjaga perasaan orang lain dengan tidak menyakitinya, bersikap tahu diri yang artinya tidak perlu lagi dikasih nasihat dan dianggap sudah mengerti sendiri.
Akan bersama siapa kita nantinya, apakah menjadi penghasut, atau orang yang terhasut, atau orang yang diam membiarkan apa yang terjadi seolah baik-baik saja dan berada di zona nyaman cari aman, jilat atas injak bawah, ataukah bersama orang-orang yang berusaha melawan dengan cara yang disesuaikan dengan kondisi dan caranya masing-masing.
Ketika kata tidak menyentuh akar masalah,
Ketika itulah kata menjadi tak lagi bermakna,
Ketika kejahatan apalagi tersembunyi berperisai simbol suci,
Ketika itu pula diam bukan emas.
Ada yang lebih penting yang harus dihadapi bersama, daripada memperumit hubungan dengan cara konyol yang berakibat fatal hilangnya kepercayaan, berjuang tak sekonyol itu.
Menggunakan kalimat positif bukan ukuran berpikir positif.
Kalau tidak tahu masa lalu jangan menilai orang lain pembohong.
Dewi Sinta diculik Rahwana, ketika dijemput, Dewi Sinta tidak mau pulang
Walaupun tidak tahu isi hati tapi apa yang dilakukan Dewi Sinta tidak sesuai dengan hati nurani, betul tidak ?
Yang menjadi sumber masalah disini bukan tentang maaf memaafkan tapi tentang pulang.
Alloh tidak rugi walaupun kebenaran disembunyikan.
Orang yang berpura-pura baik artinya dia jahat,
Orang yang berpura-pura jahat artinya dia memang jahat,
Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk di dalamnya.
Taat ibadah, pendidikan tinggi, banyak jasa tapi tidak menyentuh sumber masalah.
Apakah dengan mendoakan orang lain menjadikan yang haram menjadi halal?
Ada juga yang seperti bayangan padahal bajakan.
Tentang jinak merpati yang mudah mendekat tapi kemudian terbang menjauh ketika terkena duri mawar.
Gitu aja yg dibahasnya, yang lain-lain, banyak bicara tapi tidak menyentuh sumber masalah
Bersama itu melawan, bukan membiarkan penjahat.. betul tidak?
Ada yang sama, ada yang bersama. #beda
Jadi kalo bau mulut.. tidak perlu minta maaf ke orang lain, tidak perlu bertobat minta ampun pada Tuhan, mending gigi disikat.
Pecundang menguasai dunia caranya bisa sandera perempuan dan tipu sibuta.
Yang buta itu ular, kenapa disebut membabi buta?
Kejujuran yang terlambat dan malah lebih menyakiti, kebenaran yang menggangu, santun taat yang tidak peduli.
Hijrahlah dengan gembira :-)
Kabayang nu hiji ka kulon, nu hiji deui ka wetan, tetap setengah
Berharap lingkungan kondusif tapi zalim dibiarkan.
Bisa juga buat maksa mengatasnamakan Allah.
Jadi yg disebut setia itu ketika disakiti diam pasrah #sakitjiwa